PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II berhasil mengoperasikan
Gardu Induk (GI) dan Transmisi 150 kV di Kabupaten Rembang. Foto/Ilustrasi
Wongdewek - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II berhasil mengoperasikan Gardu Induk (GI) dan Transmisi 150 kV di Kabupaten Rembang, bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2016. Pembangunan GI dan Transmisi 150 kV yang menghubungkan Garduk Induk Rembang dan Blora diselesaikan super cepat, hanya dalam waktu kurang lebih dua bulan dari target pembangunan satu tahun.
Manajer PLN UPP 3 Semarang Sih Riyanto mengatakan, keberhasilan percepatan pembangunan ini merupakan hasil kerja bersama dari Tim lintas unit di PLN Regional Jawa Bagian Tengah. “Kami bekerja dengan sinergi antar Unit PLN dan pihak mitra kerja. Tim kami terdiri dari UIP JBT II, Unit Transmisi JBT, dan P2B dibantu oleh mitra kerja lokal,” terangnya.
Dia menambahkan proses pembangunan bukan tanpa kendala, seperti kondisi lokasi tower yang melintasi bukit kapur sehingga perlu alat khusus untuk penggalian pondasi. Sebagai antisipasinya, PLN mengerahkan ratusan tenaga yang terdiri dari APP Salatiga, APP Semarang, APP Purwokerto dan P2B APB Jateng.
Ditambah mitra kerja dengan koordinasi antar General Manager di Regional Jawa Bagian Tengah, General Manager P2B Jawa Bali dan dikomandoi langsung oleh Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Tengah, Nasri Sebayang.
Menurutnya dengan kehadiran Gardu Induk (GI) ke Blora, maka energi listrik dapat langsung tersalurkan ke ke Pabrik Semen Indonesia. Pemberian tegangan (Energize) pertama untuk GI Blora ke GI Semen Indonesia Incomer dilaksanakan Kamis (10/11) oleh Kepala Divisi Konstruksi Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero), Sarono, yang didampingi oleh jajaran manajemen PLN UIP JBT II, PLN Transmisi Jawa Bagian Tengah, dan jajaran direksi dari PT Semen Indonesia.
“Dengan energize-nya GI Rembang – GI Blora pada hari ini, maka bertambah supply listrik yang memadai untuk mensuplay industri dan masyarakat di sekitarnya yang diharapkan multiple effect nya dapat meningkatkan perekonomian di wilayah tersebut,” tuturnya.
General Manager (GM) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah 2, Amihwannudin mengatakan, unit induk JBT 2 memang bertanggung jawab secara khusus membangun transmisi dan gardu induk di wilayah Jawa Tengah (Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Barat (Jabar).
Kali ini mereka tengah berusaha melakukan penyelesaian pembangunan transmisi dan gardu induk yang merupakan Backbone 500 kilovolt (KV) di Jawa jalur utara. Transmisi dan gardu induk ini nantinya akan digunakan untuk mengevakuasi daya 7.220 Megawatt (MW) dari pembangkit yang sudah terkontrak atau yang sedang dikerjakan oleh beberapa kontraktor yang telah menandatangani kesepakatan kerjasama.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV tersebut nantinya akan membentang sepanjang 591 km dengan total tower sebanyak 1.395 buah. Jaringan ini nantinya akan melintasi dua propinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Barat di 20 Kabupaten mulai dari Jepara hingga ke Bekasi. Sehingga memerlukan kerja sama yang baik dari pemerintah daerah.
SUTET 500 kV ini akan mengevakuasi atau menyalurkan listrik dari beberapa pembangkit yang tersebar di wilayah Jawa Bagian Utara di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, PLTU Jateng/Batang dan PLTU Jawa 3 di Cirebon, PLTU Jawa 1 di Cirebon dan PLTU Indramayu. Total daya yang dihasilkan dari pembangkit tersebut sebesar 7.220 MW.
PLTU Tanjungjati B sebesar 2 x 1.000 MW, PLTU Jateng atau Batang sebesar 2x950 MW, PLTU Jawa 3 sebesar 2 x 600 MW, PLTU Jawa 1 sebesar 1 x 1.000 MW dan PLTU Indramayu 1 x 1.000 MW,” paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar